ABSTRAK
Siti
Hadijah. 2014. Analisis Frasa Pada Cerpen “ Pelangi Di Langit Senja” Karya Mia Rahmawati.
Masalah
dalam analisis ini adalah bagaimana penggunaan frasa pada cerpen “Pelangi di
Langit Senja” Karya Mia Rahmawati.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dan mendeskripsikan pengunaan bentuk-bentuk frasa seperti frasa nomona
(nominal), frasa verba, frasa adjektiva, frasa numeralia/bilangan, frasa
preposisi, frasa ekosentris, dan frasa endrosentris yang terdiri dari frasa
endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, dan frasa endosentris
apositif pada cerpen “Pelangi di Langit Senja” karaya Mia Rahmawati. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk
penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil analisis frasa ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat penggunaan bentuk-bentuk frasa yang terdiri atas frase nomina 19
jenis, frasa verbal 18 jenis, frasa bilangan/numeralia 7 jenis, frasa
keterangan/adverbia 7 jenis, frasa depan/preposisi 23 jenis, frasa eksosentris
13 jenis, dan frasa endosentris koordinatif 13 jenis, frasa endosentris apositif satu, dan frasa
endosentris atributif 26 jenis.
Kata
Kunci : Cerpen, Frasa
BAB
I PENDAHULUAN
Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang
tata bahasa. Sintaksis juga dapat dikatakan tata bahasa yang membahas hubungan
antarkata dalam tuturan. Sintaksis secara etimologi berarti menempatkan
bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata, kelompok kata menjadi kaliamat. Ramlan
(1986:21) menyatakan bahwa istilah sintaksis berasal dari bahasa Belanda yaitu syntaxis, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut synta.Sintaksis merupakan bagian dari
ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan fras. Selain itu
sintaksis mempelajari hubungan gramatika di luar batas kata, tetapi di dalam
satuan yang kita sebut kalimat.
Dalam berbagai batasan para ahli, farsa selalu
didefinisikan sebagai aturan bahasa yang terdiri atas dua konstituen atau lebih
yang tidak melampaui batas fungsi. Mulyono (2012:11) membuat
rumusan bahwa frasa itu merupakan satuan ketatabahasaan; terdiri atas dua kata
atau lebih; unsur kalimat yang tidak melewati batas fungsi, sebuah konstruksi
frasa bisa terdiri atas frasa-frasa yang lebih kecil, hubungan antarkomponen frasa itu tidak bersifat predikatif
dan tidak bersifat majemuk, hubungan pembangun
frasa bisa kata dan kata, kata dan frasa, dan bisa juga frasa dan frasa. Frasa
terdiri atas frasa ekosentris dan frasa endosentris. Menurut Sulistyowati (2012:25)
struktur frasa terdiri atas, struktur frasa nominal, struktur frasa
verbal, struktur frasa ajektival,
struktur frasa preposisional, dan struktur frasa numeral.
Selain itu, berdasarkan persamaan distribusi dengan
golongan atau kategori kata, frase dapat digolongkan menjadi empat golongan,
yaitu frase nominal, frase verbal, frase bilangan dan frase keterangan (Ramlan,
2005). Lebih
lanjut, Samsuri (1985) dalam Mulyono (2012 memperlihatkan bahwa kategori frasa
terbagi atas frasa nomina, frasa verba,
frasa adjektiva, frasa numeralia, dan frasa preposisi.
. Banyak permasalahan yang sering kita
temui dalam sintaksis. Misalnya banyak yang sering mempermasalhkan antara frasa
dengan kata, ada yang membedakan dan ada yang mengatakan keduanya itu sama. Berdasarkan
latar belakang di atas penulis bermaksud menganalisis frasa-frasa apa saja yang
digunakan dalam cerpen, dengan judul “Analisis Penggunaan Frasa Pada Cerpen
Pelangi di Langit Senja Karya Mia Rahmawati”.
BAB
II ISI
A. Identitas Cerpen
Judul :Pelangi di Langit Senja
Karya : Mia Rahmawati
PELANGI DI LANGIT SENJA
"Senja? Namamu
Senja?" Tanya pemuda di hadapanku ini untuk yang kesekian kalinya. namun
mulutku masih membisu, tanpa suara. Kulangkahkan kaki meninggalkan pemuda asing
itu, namun ia malah mengikuti langkahku. Langkah kami beriringan dalam kebisuan.
Aku tak suka padanya, sok kenal,yang aku tahu namanya adalah Fajri, anak baru
pindahan dari Yogyakarta.Tapi, ia selalu saja mendekatiku dan memanggilku
senja, nama yang sangat kubenci di dunia ini. "Pelangi..!" Seseorang
berteriak memanggilku, langkahku seketika berhenti."Ya ampun kau
meninggalkanku di perpustakaan karena ingin bertemu dengan pemuda ini? "tanya
Anita sambil tersenyum menggoda. Saat ini, detik ini, untuk pertama kalinya
kutatap lekat wajah Fajri, lumayan juga... aahh, kenapa jadi begini?"Kau
dengar saudara Fajri yang terhormat?Namaku adalah PELANGI, bukan Senja. Ingat
itu! "dan pertama kalinya aku bicara padanya. Kakiku kembali melangkah
diikuti Anita. Fajri masih terpaku di tempatnya."Kenapa Pelangi..."
Gumamnya pelan, senyum terpaksa tersungging di bibirku. Tentu saja namaku
Pelangi dan tidak boleh ada yang mengubah namaku, apalagi mengubahnya menjadi
Senja. Sebuah kata yang amat kubenci didunia ini.
Angin pagi membelai
lembut tubuhku, bersandar manja pada pada rambutku yang terurai panjang. Langkahku
terhenti saat melewati depan ruang kelas XII IPA1 yang merupakan ruang kelasku.
Seorang lelaki tampak sedang duduk disalah satu kursi membelakangiku. Tumben
jam segini sudah ada orang yang datang di kelas ini, inikan masih jam setengah
tujuh. Biasanya hanya akulah seorang yang datang sepagi ini. Apa jangan-jangan
dia makhluk halus penghuni kelas ini? Ihhh... serem deh. Tapi, aku udah hampir
setahun di kelas ini, dan selama ini aku enggak pernah liat apa-apa. Jadi
merinding nih! Perlahan kumasuki ruang kelas yang tiba-tiba mengeluarkan
hembusan angin aneh, membuat perasaanku semakin tidak enak.
"Fajri...???!!!" Teriakku begitu melihat wajah orang yang ada di dalam kelas, bagaimana ia bisa sudah ada disini? Bukankah biasanya ia selalu terlambat? Ia tersenyum padaku. "Rambut kamu bagus..." Ucapnya tiba-tiba. oow... Rambutku lupa diikat. Tanganku sibuk mencari tali rambutku di tas, tapi tak ketemu. Aduh, kemana sih? "Kau mencari ini?" Tanyanya sambil mengulurkan tangannya yang di genggam. Kemudian, dengan perlahan kepalannya terbuka. Menunjukkan sebuah tali rambut berwarna orange bergambar binatang Koala. Jantungku seketika berdegup kencang. Dari mana ia dapatkan tali rambut itu? "Bukan hanya ini, tapi juga yang ada di papan tulis...." Ucapnya lagi. Dengan ragu, keputar arah tubuhku menghadap ke papan tulis. Jantungku kembali berdegup dengan sangat kencang. Di papan tulis ada sebuah lukisan 3 anak remaja yang salah satunya adalah diriku. Sudah lama sekali aku tak melihat lukisan itu. Berbagai kelebatan peristiwa dua tahun lalu hinggap di benakku. Aku tak mau dan tak pernah mau, air mataku merebak dengan sendirinya tanpa bisa kutahan. Aku benci lukisan itu. Aku benci senyum yang tersungging di bibir ketiga remaja itu. Aku benci peristiwa itu terpaksa harus kuingat lagi.
"Fajri...???!!!" Teriakku begitu melihat wajah orang yang ada di dalam kelas, bagaimana ia bisa sudah ada disini? Bukankah biasanya ia selalu terlambat? Ia tersenyum padaku. "Rambut kamu bagus..." Ucapnya tiba-tiba. oow... Rambutku lupa diikat. Tanganku sibuk mencari tali rambutku di tas, tapi tak ketemu. Aduh, kemana sih? "Kau mencari ini?" Tanyanya sambil mengulurkan tangannya yang di genggam. Kemudian, dengan perlahan kepalannya terbuka. Menunjukkan sebuah tali rambut berwarna orange bergambar binatang Koala. Jantungku seketika berdegup kencang. Dari mana ia dapatkan tali rambut itu? "Bukan hanya ini, tapi juga yang ada di papan tulis...." Ucapnya lagi. Dengan ragu, keputar arah tubuhku menghadap ke papan tulis. Jantungku kembali berdegup dengan sangat kencang. Di papan tulis ada sebuah lukisan 3 anak remaja yang salah satunya adalah diriku. Sudah lama sekali aku tak melihat lukisan itu. Berbagai kelebatan peristiwa dua tahun lalu hinggap di benakku. Aku tak mau dan tak pernah mau, air mataku merebak dengan sendirinya tanpa bisa kutahan. Aku benci lukisan itu. Aku benci senyum yang tersungging di bibir ketiga remaja itu. Aku benci peristiwa itu terpaksa harus kuingat lagi.
"Aku tahu......
bagaimana hatimu sebenarnya..." Ucap Fajri lekat menatapku. Aku hanya bisa
menggeleng dan mundur. Kakiku dengan cepat menurui tangga-tangga yang baru saja
kulewati tadi. Anak-anak lain mulai berdatangan, tapi aku terus berlari tanpa
menghiraukan Embun bening dimataku masih keluar dengan sendirinya. Kenapa?
Kenapa aku harus ingat semua ini lagi? Kenapa? Ratapku pada diri sendiri.
Bagaimana Fajri bisa mendapatkan tali rambut itu? Tali rambut yang dulu sangat
kusayangi, tapi begitu kubenci saat ini. Tali rambut yang biasa ku sebut Tali
rambut kehidupan. Bagaimana Fajri bisa mendapatkan lukisan itu? Lukisan paling
indah yang pernah kulihat karna yang melukisnya adalah seorang lelaki yang dulu
amat sangat kusayangi. Tapi sekarang aku sangat membenci lukisan itu. Dulu,
hidupku penuh dengan kebahagiaan, canda, tawa, dan cinta yang kudapatkan dari 2
orang sahabatku, Sanju dan Reno. Orang yang ada di lukisan itu. Aku sangat
menyayangi mereka berdua. Mereka adalah duniaku. Tapi, semakin bertambahnya
usia kami, aku merasakan sesuatu yang ganjal pada Reno. Awalnya, aku tak tahu
apa itu? Hingga suatu hari Reno tiba-tiba mengajakku untuk pergi hanya berdua
saja, tanpa mengajak Sanju. Biasanya, kami selalu bertiga dan tak pernah terpisahkan."Kenapa
kita hanya berdua?" Tanyaku waktu itu. "Aku ingin pergi denganmu
saja....." Jawabnya singkat. Aku masih bersikap biasa, meski saat
bersamanya jantungku terus berdegup tak karuan. "Kamu tahu, kenapa hari
ini aku mengajakmu saja tanpa mengajak Sanju?" Aku hanya menggeleng saat
itu. "Karena aku ingin kencan pertamaku adalah bersama dirimu
Senja..." Ucapnya lembut. "Mungkin ini suatu kesalahan besar, tapi
aku benar-benar jatu cinta denganmu. Bukan sebagai Sahabat, juga bukan sebagai
Koalamu yang lucu....Tapi perasaan seorang lelaki kepada seorang wanita. Aku
hanya ingin bilang bahwa aku mencintaimu”. Reno langsung pergi setelah
mengucapkan kata-kata itu. Aku masih terpaku dengan apa yang baru saja
kudengar. Aku tak tau, aku bahagia sekali mendengarnya. Cinta?? Aku tahu,
perasaan aneh yang ku rasakan saat bersamanya adalah perasaan cinta. Hatiku
bahagia sekali malam itu.
Pagi harinya, aku ke sekolah
seperti biasa dengan hati yang berbunga-bunga. Tapi apa yang kulihat pagi itu
juga? Reno dan Sanju berjalan bergandengan dengan begitu mesranya. "Senja,
mungkin ini suatu kesalahan besar dalam persahabatan kita. Tapi aku jatuh cinta
pada Reno, dan ternyata Reno juga mencintaiku." Ucap Sanju dengan ceria.
Aku tak bisa menahan perasaanku. Pada saat itu juga, aku berlari dari mereka.
Dari kenyataan yang sangat menyayat hatiku. Dari ketakutan akan kekecewaan,
tanpa mau mendengar penjelasan dari siapapun, kuputuskan untuk pindah sekolah
secepatnya dan sekarang sudah dua tahun aku berada di sekolah baru, dengan
suasana baru, dan dengan cerita baru. Kenapa tiba-tiba ada Fajri yang
mengingatkanku akan semua hal menyakitkan itu. Air mataku masih betah mengalir
membasahi pipiku.
"Sayang.... buka
pintunya dong! Jangan buat tante khawatir." Suara tante Ida masih terus
terdengar mengetuk pintu kamarku. Sejak kemarin aku mengurung di kamar. Aku tak
mau bicara dengan siapapun. "Ada temen kamu yang mau ketemu nih."
Tante Ida masih memanggil. "Namanya Fajri. Dia bilang dia pacar kamu dan
dia mau minta maaf." Aku tersentak
mendengar penuturan tante Ida. Fajri? Pacarku? Waaahh... dia mau cari masalah. Segera
kubuka pintu kamar, tante Ida tersenyum ramah. "Dia ada di bawah. Pacar
kamu ganteng banget, kok dia mau ya sama orang jelek kayak kamu?" goda
tante Ida, aku hanya cemberut. Pacar dari mana? Dari India?
Dengan berat,
kulangkahkan kakiku ke lantai bawah. Aku mau nemuin dia karena aku harus labrak
dia. Berani-beraninya ngaku-ngaku pacarku. Emang sih dia itu ganteng. Aduh...
keceplosan lagi! "Hai..’ Sapanya lembut sambil tersenyum. Masih sempat ia
tersenyum di atas penderitaanku? Tak sadarkah ia bahwa ia telah mengusik
ketenanganku? "Kamu harus ikut denganku ke suatu tempat." Ucapnya
lagi. Awalnya aku tak mau, tapi tante Ida malah mendukung Fajri dan memintaku
untuk ikut bersamanya. Dengan terpaksa aku mengikutinya.
Motornya berhenti di depan sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Kenapa ia membawaku ke rumah sakit? Fajri sama sekali tak mau menjelaskan. Langkah kami berhenti di depan sebuah kamar vip. "Lihatlah siapa yang sedang tertidur di dalam itu?" Ucapnya tiba-tiba. Dengan malas, kulongokkan kepalaku di kaca pintu kamar. Seorang wanita sedang tertidur. "Aku sudah melihatnya, lalu sekarang bagaimana?" Tanyaku masih dengan cuek. Fajri tersenyum lembut. Tangannya menggenggam tanganku dan menarikku untuk memasuki kamar itu.
Motornya berhenti di depan sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Kenapa ia membawaku ke rumah sakit? Fajri sama sekali tak mau menjelaskan. Langkah kami berhenti di depan sebuah kamar vip. "Lihatlah siapa yang sedang tertidur di dalam itu?" Ucapnya tiba-tiba. Dengan malas, kulongokkan kepalaku di kaca pintu kamar. Seorang wanita sedang tertidur. "Aku sudah melihatnya, lalu sekarang bagaimana?" Tanyaku masih dengan cuek. Fajri tersenyum lembut. Tangannya menggenggam tanganku dan menarikku untuk memasuki kamar itu.
Aku tak bisa menahan
rasa terkejutku. "Sanju?" Ucapku tanpa sadar. Fajri meletakkan jari
telunjuknya dibibir. "Jangan mengganggunya. Aku akan mengatakan sesuatu
padamu." Fajri kembali menarik tanganku dan menuntunku untuk ke taman
rumah sakit. "Kau pasti mengenal gadis itu kan? Ya, namanya Sanju. Gadis
yang amat sangat kucintai dulu. Tapi itu dulu sebelum aku bertemu dengan wanita
luar biasa yang mengacaukan hatiku setiap kali menatapnya. Kau tau, Dua tahun lalu
Sanju di diagnosa bahwa ia mempunyai tumor di otaknya. Satu-satunya cara agar
ia sembuh adalah dengan mengangkat tumornya. Tapi ia harus rela kehilangan
separuh ingatannya. Tapi ia berkeras tidak mau di operasi, ia takut melupakan
semua kenangan tentang seseorang yang amat sangat disayanginya. “Kau tahu bukan
siapa orang itu?" Fajri menjelaskan dengan begitu runtun. Ini tak mungkin,
Sanju sakit? Ia tidak mau dioperasi karna takut kehilangan ingatan tentang
orang yang amat di sayanginya. "Aku tahu, pasti Reno." Jawabku pelan.
Fajri menghela nafas. "Penyakitnya semakin parah, hingga sebulan yang
lalu, ia sama sekali tak sanggup menahan sakit di kepalanya. Tanpa persetujuan
dari Sanju sebelumnya, orangtuanya memutuskan untuk melakukan operasi. Tapi,
penyakitnya sudah sangat parah. Jadi, saat selesai operasi dokter bilang ia
akan kehilangan seluruh ingatannya. Setelah Sanju sadar, benar kata dokter. Ia
tak mengingat apa-apa selain satu kata sekaligus sebuah nama." Fajri tak
melanjutkan kata-katanya, suasana masih hening. Tentu saja, air mataku kembali
merebak. Bagaimana mungkin aku meninggalkan sahabatku dalam keadaan sakit?
Kenapa waktu itu aku sama sekali tak mau mendengar penjelasan Reno? "Satu-satunya
yang di ingat Sanju hanyalah. "Fajri melanjutkan kata-katanya, aku
menanti. "SENJA, hanya itu yang di ingatnya nama orang yang amat sangat
disayanginya. Kau juga menyayanginyakan, Pelangi Senja?" Aku sama sekali
tak bisa berkata-kata, aku tak tahu harus berbuat apa. Sore ini, aku menemani
Sanju untuk melihat Senja. Tadi, hujan mengguyur kota, jadi sekarang nampak
sinar Pelangi di ufuk barat. Momen yang sangat indah. Dua orang sahabat kembali
bersatu, ditemani oleh cahaya pelangi di langit senja.
B.
Analaisis Frasa Pada Cerpen “ Pelangi Di Langit Senja” Karya Mia Rahmawati.
1. Frasa Nomina (Nominal). Frase nominal ialah frase yang memiliki distribusi yang
sama dengan kata nominal.
Contoh:
- - Sudah dua tahun aku berada di sekolah
baru
- Sudah dua tahun aku
berada di sekolah
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase sekolah baru dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata sekolah. Kata sekolah termasuk golongan kata nominal, karena itu frase sekolah baru termasuk golongan frase nominal.
- - Saat
melewati depan ruang kelas XII IPA1
- saat
melewati depan ruang kelas
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase kelas xii IPA1 dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata kelas. Kata kelas termasuk golongan kata nominal, karena itu frase kelas xii IPA1 termasuk golongan frase nominal.
- .-
Perlahan kumasuki ruang kelas
-
Perlahan kumasuki kelas
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase ruang kelas dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata kelas. Kata kelas termasuk golongan kata nominal, karena itu frase ruang kelas termasuk golongan frase nominal.
- - Teriakku
begitu melihat wajah orang
-
Teriakku begitu melihat wajah
- Analisa : Termasuk
frasa nomina (nominal) karena frase wajah orang dalam klausa di
atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata wajah. Kata wajah termasuk golongan kata nominal, karena itu frase wajah orang termasuk golongan
frase nominal.
- - Menunjukkan
sebuah tali rambut
-
Menunjukkan sebuah tali
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase tali rambut dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata tali. Kata tali termasuk golongan kata nominal, karena itu frase tali rambut termasuk golongan frase nominal.
7 - Sebuah tali rambut berwarna orange
- Sebuah tali rambut berwarna
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase berwarna orange dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata berwarna. Kata berwarni termasuk golongan kata nominal, karena itu frase berwarna orange termasuk golongan frase nominal.
8
- Tali rambut berwarna orange bergambar binatang Koala
- Tali rambut berwarna orange
bergambar binatang
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase binatang koala dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan
kata
binatang. Kata binatang termasuk golongan kata nominal, karena itu frase binatang koala termasuk golongan frase nominal.
9
- Ada sebuah lukisan 3 anak remaja
- Ada sebuah lukisan 3 remaja
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase anak remaja dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata remaja. Kata remaja termasuk golongan kata nominal, karena itu frase anak remaja termasuk golongan frase nominal.
10
- Berbagai kelebatan peristiwa dua tahun lalu hinggap dibenakku
- Berbagai kelebatan peristiwa dua tahun lalu
dibenakku
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase hinggap dibenakku dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata dibenakku. Kata dibenakku
termasuk golongan kata nominal, karena
itu frase hinggap
dibenakku termasuk golongan frase
nominal.
11. - Aku terus berlari tanpa
menghiraukan Embun bening
- Aku terus berlari tanpa
menghiraukan Embun
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase embun bening dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata embun. Kata embun termasuk
golongan kata nominal, karena itu frase embun bening termasuk golongan frase nominal.
12 - Kudapatkan dari dua orang sahabatku
- Kudapatkan dari dua sahabatku
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase orang sahabatku dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata sahabatku. Kata
sahabatku termasuk golongan kata
nominal, karena itu frase orang
sahabtku termasuk golongan frase
nominal.
13 - Pada rambutku yang terurai panjang
- Pada rambutku yang terurai
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase terurai panjang dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata terurai. Kata terurai termasuk golongan kata nominal, karena itu frase terurai panjang termasuk golongan frase nominal.
14
- Tante Ida masih terus terdengar mengetuk pintu kamarku
- Tante Ida masih terus terdengar
mengetuk pintu
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase pintu kamarku dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata pintu. Kata pintu termasuk golongan kata nominal, karena itu frase pintu kamarku termasuk golongan frase nominal.
15
- Pacar kamu ganteng banget
- Pacar kamu ganteng
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase ganteng banget dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata ganteng. Kata ganteng termasuk golongan kata nominal, karena itu frase ganteng banget termasuk golongan frase nominal.
16 -
Kulangkahkan kakiku ke lantai bawah
- Kulangkahkan kakiku ke lantai
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase lantai bawah dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata lantai. Kata lantai termasuk golongan kata nominal, karena itu frase lantai bawah termasuk golongan frase nominal.
17 - Dengan
malas, kulongokkan kepalaku dikaca pintu kamar.
- Dengan malas, kulongokkan
kepalaku dikaca pintu
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase kaca pintu dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata pintu. Kata pintu termasuk golongan kata nominal, karena itu frase kaca pintu termasuk golongan frase nominal.
18 -Ia
sama sekali tak sanggup menahan sakit
dikepalanya
- ia sama
sekali tak sanggup menahan sakit
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase sakit dikepalanya dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata sakit. Kata sakit termasuk golongan kata nominal, karena itu frase sakit dikepalanya termasuk golongan frase nominal.
19 - ditemani oleh cahaya pelangi
- ditemani oleh pelangi
Analisa :
Termasuk frasa nomina (nominal) karena frase cahaya pelangi dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata sakit. Kata pelangit termasuk golongan kata nominal, karena itu frase cahaya pelangi termasuk golongan frase nominal.
2.
Frasa Verbal. Frasa verba ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal.
Contoh :
- - Seseorang berteriak memanggil
-
Seseorang memanggil
Analisa : Frasa berteriak
memanggil dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata memanggil. Kata memanggil termasuk golongan Verba, karena itu frase berteriak memanggil juga termasuk golongan Verba
- - Kakiku kembali
melangkah diikuti Anita
- Kakiku melangkah diikuti Anita.
Analisa : Frasa kembali
melangkah dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata melangkah .kata Melangkah termasuk golongan Verba, karena
itu frasa kembali melangkah juga termasuk golongan Verba
- - senyum terpaksa
tersungging dibibirku
- senyum tersungging dibibirku
Analisa : Frasa terpaksa
tersungging dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan katatersungging. kata tersungging termasuk golongan Verba, karena itu frasa terpaksa tersungging juga termasuk golongan Verba
- - Seorang lelaki tampak sedang duduk disalah satu kursi
- Seorang lelaki tampak duduk disalah satu kursi
Analisa : Frasa sedang
duduk dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata duduk. kata duduk termasuk golongan Verba, karena itu frasa sedang duduk juga termasuk golongan Verba
- - Perlahan
kumasuki ruang kelas
- Kumasuki ruang kelas
Analisa : Frasa perlahan
kumasuki dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata kumasuki. kata kumasuki termasuk golongan Verba, karena itu frasa perlahan kumasuki juga
termasuk golongan Verba
- - Bukankah biasanya ia selalu
terlambat
- Bukankah biasanya ia terlambat
Analisa : Frasa selalu
terlambat dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kataterlambat. kata terlambat termasuk golongan Verba, karena itu frasa selalu terlambat juga termasuk golongan Verba
- - Tanganku sibuk
mencari tali rambutku ditas
- Tanganku mencari tali rambutku ditas
Analisa : Frasa sibuk
mencarivdalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata
mencari. kata mencari termasuk golongan Verba, karena itu frasa sibuk mencari juga termasuk golongan Verba
- - Tanyanya sambil
mengulurkan tangannya yang di genggam
- Tanyanya mengulurkan
tangannya yang di genggam
Analisa : Frasa sambil
mengulurkan dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata
mengulurkan. kata mengulurkan termasuk golongan Verba, karena itu frasa sambil mengulurkan juga
termasuk golongan Verba
- - Aku hanya bisa
menggeleng dan mundur.
- Aku hanya menggeleng dan mundur.
Analisa : Frasa bisa
menggeleng dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata menggeleng. Kata menggeleng termasuk
golongan Verba, karena itu frasa bisa
menggeleng juga termasuk golongan Verba
- - Lukisan paling
indah yang pernah kulihat karna
- Lukisan paling indah yang kulihat karna
Analisa : Frasa pernah
kulihat dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata kulihat. kata kulihat termasuk golongan Verba, karena itu frasa pernah kulihat juga termasuk golongan Verba.
- - Reno tiba-tiba mengajakku untuk pergi
- Reno tiba-tiba mengajakku pergi
Analisa : Frasa untuk
pergi dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata pergi. Kata pergi termasuk
golongan Verba, karena itu frasa untuk
pergi juga termasuk golongan Verba.
- - Bersamanya
jantungku terus berdegup tak
karuan
- Bersamanya jantungku berdegup tak karuan.
Analisa : Frasa terus
berdegup dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata berdegub. Kata berdegub
termasuk golongan Verba, karena
itu frasa terus berdegub juga termasuk golongan Verba
- - Aku hanya
menggeleng saat itu.
- Aku menggeleng saat itu.
Analisa : Frasa hanya
menggeleng dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata
menggeleng. Kata menggeleng termasuk
golongan Verba, karena itu frasa hanya
menggeleng juga termasuk golongan Verba
- - Reno dan Sanju sedang berjalan bergandengan
- Reno dan Sanju berjalan bergandengan
Analisa : Frasa sedang
berjalan dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata berjalan. Kata berjalan termasuk
golongan Verba, karena itu frasa sedang
berjalan juga termasuk golongan Verba
- - Aku tak bisa
menahan perasaanku
- Aku
tak menahan perasaanku
Analisa : Frasa bisa
menahan dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata menahan. Kata menahan termasuk
golongan Verba, karena itu frasa bisa
menahan juga termasuk golongan Verba
- - Kuputuskan untuk pindah sekolah secepatnya
- Kuputuskan pindah sekolah secepatnya
Analisa : Frasa untuk
pindah dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata pindah. Kata pindah termasuk
golongan Verba, karena itu frasa untuk
pindah juga termasuk golongan Verba
-
- Lihatlah siapa yang sedang tertidur didalam itu
- Lihatlah siapa yang tertidur didalam itu
Analisa : Frasa sedang
tertidur dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata tertidur. Kata tertidur termasuk
golongan Verba, karena itu frasa sedang
tertidur juga termasuk golongan Verba
- - Aku menemani
Sanju untuk melihat Senja
- Aku menemani Sanju melihat Senja
Analisa : Frasa untuk
melihat dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama
dengan kata melihat. Kata melihat termasuk golongan Verba, karena itu frasa untuk melihat juga termasuk golongan Verba
3. Frasa Bilangan atau numeralia. Frasa bilangan/numeralia
ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama
dengan kata bilangan.
Contoh
:
1. Dua
orang sahabat kembali bersatu
Analisa
:
Termasuk farasa bilangan/numeralia karena frasa dua dalam klausa di atas memiliki distribusi yang sama dengan kata
bilangan.
2. Dua tahun lalu Sanju di diagnosa
Analisa
:
Termasuk frasa bilangan/numeralia karena frasa dua orang dalam klausa di atas memiliki distribusi yang sama dengan
kata bilangan.
3. Sudah dua tahun aku berada di sekolah baru
Analisa
:
Termasuk frasa bilangan/numeralia karena frasa dua dalam klausa di atas memiliki distribusi yang sama dengan kata
bilangan.
4. Aku sangat menyayangi mereka berdua.
Analisa
:
Termasuk frasa bilangan/numeralia karena frasa berdua dalam klausa di atas memiliki distribusi yang sama dengan
kata bilangan.
5. Ketiga remaja itu.
Analisa
:
Termasuk frasa bilangan/numeralia karena frasa tiga dalam frasa di atas memiliki distribusi yang sama dengan kata
bilangan.
6. Ada sebuah lukisan tiga anak
remaja
Analisa
:
Termasuk frasa bilangan/numeralia karena frasa tiga dalam frasa di atas memiliki distribusi yang sama dengan kata
bilangan.
7. Saat melewati depan ruang kelas
XII IPA1
Analisa
:
Termasuk frasa bilangan/numeralia karena frasa dua belas dan satu dalam frasa di atas memiliki distribusi yang
sama dengan kata bilangan.
4.
Frasa Keterangan/Adverbia. Frasa keterangan ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
keteranga.
Contoh :
- - Akulah seorang yang datang sepagi ini.
Analisa
:
Termasuk frasa keterangan karena frase sepagi
ini yang mempunyai persamaan distribusi
dengan kata sepagi.
- Sudah lama sekali aku tak melihat lukisan itu
Analisa
:
Termasuk frasa keterangan karena frasa lama sekali yang mempunyai persamaan distribusi dengan
kata lama
- Tali rambut yang dulu sangat kusayangi,
Analisa
:
Termasuk frasa keterangan karena frasa yang dulu yang mempunyai persamaan distribusi dengan
kata dulu.
- Tapi sekarang aku sangat membenci lukisan itu.
Analisa
:
Termasuk frasa keterangan karena frasa yang sekarang yang mempunyai persamaan distribusi dengan
kata sekarang
- Hatiku bahagia sekali malam
itu.
Analisa
:
Termasuk frasa keterangan karena frasa malam ituyang mempunyai persamaan distribusi dengan
kata malam
- Sejak kemarin aku mengurung
dikamar
Analisa
:
Termasuk frasa keterangan karena frasa sejak kemarin yang mempunyai persamaan distribusi dengan
kata kemarin
- Jadi sekarang nampak sinar
Pelangi di ufuk barat.
Analisa
:
Termasuk frasa keterangan karena frasa jadi sekarang yang mempunyai persamaan distribusi dengan
kata sekarang
5. Frase
Depan/Preposisional ialah frase yang terdiri
dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksisnya.
Contoh :
1.
Di hadapanku ini
untuk yang kesekian kalinya
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa Di
hadapanku merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda,
diikuti kata atau frasa sebagai aksisnya.
2.
Sebuah kata yang amat kubenci di dunia ini
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa Di dunia merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
3.
Dari mana ia dapatkan tali
rambut itu
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa dari mana
merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata
atau frasa sebagai aksisnya
4. Di kelas
Analisa
: Termasuk
frasa depan/preposisional karena frasa di kelas merupakan frasa yang terdiri
dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa sebagai aksisnya
5.
Dari mana ia dapatkan tali
rambut itu
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa dari mana
merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata
atau frasa sebagai aksisnya
6. ke
papan tulis
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa ke papan
tulismerupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti
kata atau frasa sebagai aksisnya
7. Hinggap di benakku
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di
benakku merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda,
diikuti kata atau frasa sebagai aksisnya
8. di bibir ketiga remaja itu
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di bibir merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
9. di mataku masih keluar dengan sendirinya
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di mataku
merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata
atau frasa sebagai aksisnya
10. dari ketakutan akan kekecewaan
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa dari
ketakutan merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda,
diikuti kata atau frasa sebagai aksisnya
11. di sekolah baru dengan suasana baru
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di
sekolah merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda,
diikuti kata atau frasa sebagai aksisnya
12. kemarin
aku mengurung di kamar
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di kamar merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
13. Dia ada
di bawah
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di bawah merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
14. kulangkahkan
kakiku ke lantai bawah
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa ke lantai
bawah merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti
kata atau frasa sebagai aksisnya
15. Dengan berat
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa Dengan
berat merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti
kata atau frasa sebagai aksisnya
16. Tersenyum
d iatas penderitaanku
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di atas merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
17. ke suatu tempat
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa ke suatu merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
18. di depan sebuah rumah sakit swasta
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di depan merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
19. membawaku ke rumah sakit
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa ke
rumahku merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda,
diikuti kata atau frasa sebagai aksisnya
20. berrhenti di depan sebuah kamar vip.
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di depan merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
21. ke taman rumah sakit.
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa ke taman merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
22. Tanpa
persetujuan dari Sanju sebelumnya
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa dari
sanju sebelumnya merupakan frasa yang terdiri dari kata depan sebagai
penanda, diikuti kata atau frasa sebagai aksisnya
23. Sinar
Pelangi di ufuk barat
Analisa
:
Termasuk frasa depan/preposisional karena frasa di ufuk merupakan
frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti kata atau frasa
sebagai aksisnya
6.
Frasa Eksosentris. Frasa
eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan salah
satu unsurnya dan frasa yang sebagian atau seluruhnya tidak mempunyai perilaku
sintaktis yang sama dengan komponen-komponennya.
Contoh :
1. Pelangi
Senja
2. Di ufuk
barat
3. Di
langit senja.
4. Namamu
Senja
5. Wajah
Fajri
6. Fajri
masih terpaku ditempatnya
7. Tersungging
d ibibirku
8. Di dunia
ini.
9. Setahun
di kelas ini
10. Di
papan tulis
11. Di
sekolah baru
12. Ke
lantai bawah
13. Di
Jakarta
Analisa
: Semua kelompok kata yang berpartikel di atas
digolongkan dalam frasa eksosentris dan Frasa berpartikel biasanya mengisi gatra tambahan dan
berfungsi sebagai keterangan dalam sebuah klausa atau kalimat.
7. Frasa
endosentris. Frase endosentris merupakan frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan
unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsur-unsurnya
Contoh : - Namanya adalah Fajri, anak baru pindahan dari Yogyakarta.
-
Namanya adalah Fajri, anak pindahan dari Yogyakarta
Analisa : Frase anak
baru yang mempunyai distribusi
yang sama dengan unsurnya, yaitu dengan unsur anak.
a. Frase Endosentrik Koordinatif. Frase ini terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya itu dapat
dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan denga kata penghubung dan
atau atau.
Contoh :
1. Tali
rambutku : Tali dan rambut
2. Binatang
koala. : Binatang atau koala
3. Embun
bening : Embun atau bening
4. Canda,
tawa : Canda dan tawa
5. Sanju
Reno : Sanju dan Reno
6. Pintu
kamar : Pintu dan kamar
7. Tersenyum
ramah : Tersenyum dan ramah
8. Kaca
pintu : Kaca dan pintu
9. Taman
rumah : Taman dan rumah
10. Amat
sangat : Amat dan sangat
11. Pelangi
Senja : Pelangi dan senja
12. Sinar
Pelangi : Sinar atau elangi
13. Cahaya
pelangi : Cahaya atau pelangi
b. Frase Endosentrik Atributif. Frase golongan ini terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karna itu,
unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung dan atau
atau.
1. Waktu itu
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata waktu merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
2. Suasana hening.
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata suasana
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
3. Seluruh
ingatannya
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata ingatannya
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
4. operasi dokter
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata operasi
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
5. sakit dikepalanya.
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata sakit merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
6. menghela nafas.
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata menghela
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
7. Sanju sakit
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata sanju merupakan
unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh
frase dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur
lainnya merupakan atribut (Atr).
8. jari telunjuknya
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata jari merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
9. gadis itu
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata gadismerupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
10. Kamar itu
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata kamar merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
11. sedang tertidur.
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata tertidur
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
12. Dengan malas
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata malas merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara distribusional
sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting,
sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
13. tersenyum lembut.
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata tersenyum
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
14. kamar vip.
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata kamar merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
15. rumah sakit
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata rumah merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
16. lantai bawah
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata lantai merupakan
unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh
frase dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur
lainnya merupakan atribut (Atr).
17. Pagi harinya
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata pag imerupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
18. berjalan bergandengan
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata berjalan
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
19. jatuh cinta
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata jatuh merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
20. Ucapnya lembut
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata ucapnya
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
21. Sebagai
Sahabat
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata sahabat
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
22. lama sekali
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata lama merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
23. Sekolah baru
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata sekolah
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
24. sangat kencang
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata kencang
merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur
yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik
merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut
(Atr).
25. kelas ini
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata kelas merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
26. anak baru
Analisis : kata yang dicetak miring dalam frase di atas, yaitu kata anak merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara
distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur
yang terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (Atr).
c. Frase
Endosentrik Apositif. Frasa endosentrik apositif yaitu frase yang berfungsi menambah atau menjelaskan ungkapan sebelumnya
dalam kalimat yang bersangkutan.
Contoh:
- Fajri, anak
baru pindahan dari Yogyakarta.
- Fajri, …….……pindahan
dari Yogyakarta
o
……, anak baru pindahan dari Yogyakarta
Analisa : Unsur anak
baru, sama dengan unsur lainnya,
yaitu sama dengan unsur Fajri. Karena sama, maka unsur anak baru dapat menggantikan unsur Fajri. Unsur Fajri merupakan Unsur
Pusat (UP), sedangkan unsur anak baru merupakan aposisi (Ap).
BAB III PENUTUP
Berdasarkan
analisis penggunaan frasa pada cerpen “Pelangi di Langit Senja” karya Mia
Rahmawati, dapat disimpulkan bahwa frasa-frasa yang digunakan dalam cerpen
tersebut yaitu menggunakan frasa nomina (nominal), frasa verbal, frasa
keterangan/adverbia, frasa depan/preposisi, frasa bilangan/numeralia, frasa
eksosentris, dan frasa endosentris yang meliputi frasa endodentris koordinatif,
frasa endosentris atributif, dan frasa endosentris apositif.
Dengan
adanya hasil analisis ini, penulis mengharapkan kepada para pembaca setelah
membaca, mempelajari serta memahami ihwal seluruh isi analisis ini dan
menerapkan dalam konteks berbahasa yang baik dan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka
Cipta.
Ramlan,
M. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: Karyono.
Chaer,
Abdul. 2012. Linguistik Umum.
Jakarta: Rineka Cipta
Markhaman,
dkk.2010. Sintaksis 2 KeselarasanFungsi,
Kategori dan Peran Dalam Klausa. Surakarta: Muhammadiyah University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar